Friday, July 31, 2009

like tea bags

,
We are like tea bags
whose true strength comes out
when we are put in hot water.
so when problems beset you
just think you must be
ALLAH"S FAVOURITE CUP OF TEA!

Tuesday, July 28, 2009

When da'wah is such a lovely word..tarbiyah is always wonderful to acccompany it. -- part II

As I learned that Da'wah is a must and have seen by myself the people who really works to beautify the world with da'wah, somehow Allah gave me the chance to choose to be in this path too. Subhanallah. Alhamdulillah. Allahuakbar. There's nothing greater than to be here, following the footsteps of the prophets. Of course, to be on this path would not be easy. The path towards such eternal goodness is not a bed full of rose petals, but filled with its thorns. You have to get yourself hurt and crying in pain. Life is tarbiyah and it is a must to made one a muslim the way he should be, a muslim individual who devotes his life totally for Allah. I have been challenged in the way God knows better as if that the test would be a good mould for me to be a better person. Even the ugly clay need to be put in such high temperature to make such good-looking porcelain. Tests are just the way for us to be someone better. Shouldn't we be happy to be tested? Isn't it a sign that God really put His attention and love towards the ones He tested? He wants these people to be someone better, to put a helping hand so we would be easier to get to Jannah. Subhanallah!!

I was not a good muslim in just a blink of an eye, of course. I learned and I am still learning. But da'wah and tarbiyah itself has helped me a lot for what I have become now. Of course, bi iznillah! Some people might just said, why da'wah? Wouldn't it just good for us to stay good and stop getting busybodied with other people's life? Uh, if there was such question, I have to say sorry because to me that would be just such a selfish remark. If it was not because someone is practicing da'wah, no one would have approached me. I would have been playing happily in dirt and mud, not realizing that I'm actually taking the steps towards the hell to be suffered forever.

But then, greatest thanks should be given back to Allah. During my second year of tarbiyah, I've seen many people becoming lost after some years of tarbiyah. It did scares me. I don't want to become 'futur', but how? In a long journey to Borneo, I prayed to Allah to show me the answer there. I was scared if whatever things I've been doing right now would have something that I regretted myself to do or something that would be just pieces of junks that I will put a blind eye on them. Astaghfirullah. I'm so afraid I would stop from going along this path of da'wah and tarbiyah as more challenges come, as I becoming tired, as it took such a long time and such a slow process. I'm so very afraid, I will make a decision in the future to stop and change ny direction. Wa iya'uzubillah.

Alhamdulilah. Again, Allah answered my prayer in the best way that I could have never expect. Allah reminded me of my hideous Jahiliyah and how great He has made me to turn to this beautiful path, to overwhelm me with His wonderful light and to hold my heart to be tantalized with His magnificent Deen. On my very last day, I cried. I have realized such greatness Allah has given me. It is as if I've been born again. I've been given a second chance in life. If it's not to work for His Deen, I would have nothing to show how grateful I am for what Allah has given me. Even my deeds would be nothing compared to such blessings He has given me all this while. Oh, God. How am I ever going to thank You enough? For not being in this path, would just show how ungrateful I am towards such wonderful things You have given me. You have showed me the path to the greatness of Your eternal heaven, when I was actually have blindly taking my steps towards the hellfire. Masya Allah, I could have never be thankful enough for what Allah has given me.

Looking back on my trail. Such distance I made, and how my footsteps would have look differently by now. I pray to Allah to keep me Istiqamah, to die in this path, working for His mardhatillah all the way to Jannah. and the prayer goes also to my great murobbi's and sahabiah, my beloved family and those who works and have worked for the betterment of the ummah.

Minallah, ma'allah, ilallah.

May Allah accept our deeds and let us be the members of His Jannah.
Insya Allah.

di mana kau letakkan rindu itu?

Alhamdulillah.
Allah sememangnya tahu yang terbaik buat saya.
Dalam saya mencongak-congak, menyusun kata, memikir-mikir cara yang sebaiknya supaya tiada yang terluka..
Allah permudahkan segalanya. Subhanallah..

Minggu lepas saya terasa seperti mahu menangis. Saya paling tak suka berasa putus asa. Tetapi di saat fikiran menjadi buntu..kepada siapa lagi saya mahu mengadu??
Pastinya Allah yang punya solusi, cuma menunggu kita untuk bicara hati ke hati, mengambil sedikit masa untuk bertemu dan mengadu kerana Dia takkan pernah jemu! Biarpun kita lesu, beku dan kaku.. Dia takkan pernah jemu menyantuni kita, membuai kita dengan rahmatNya. Andai saja kita berusaha berlari untuk mencariNya di saat tangis mahupun gembira!

tanya pada hati..
di mana kau letakkan rindu itu?

Monday, July 27, 2009

pengingat

How I wish I'm not such a forgetful person! How I wish I'm not careless! It's not that I don't care. It's just I am a little below than really-really taking a good care of things.

Uuuh.

Malam tadi saya rasa sangat bersalah. Kami pergi melawat nenek tersayang dan ketika mahu pulang saya terperasan yang saya tidak menjumpai beg tangan saya (Ok, big girls do carry handbags ya!). Ayah saya pula ada temujanji dengan kawannya di rumah kerana kawannya mahu meminta kunci daripada ayah dan kunci itu pula mahu digunakan pada malam itu dan jika tidak dapat digunakan habislah kerana semua orang pun sedang menunggu. Oh!

Mencari-cari di rumah nenek, beg tangan saya masih tidak juga ditemui. Pening kepala. Habis dipunggah satu kereta pun tidak jumpa. Oh, jangan-jangan tertinggal di R&R dalam perjalanan ke rumah nenek petang tadi. Kami meneka-neka. Ah.......... akhirnya kembali ke tol dan membuat perjalanan panjang untuk ke R&R yang tentunya memerlukan kami untuk buat U turn di tol yang berdekatan dengan R&R tersebut. Ha..kena bayar tol ekstra hanya untuk mengambil beg yang comot itu. dan dalam perjalanan ayah terpaksa membuat 'deal' baik-baik dengan temannya itu supaya keadaan tetap tenang. Oh, jantung saya saja yang tidak tenang. Bukan apa, rasa bersalah sangat! Mak, nenek, Ayah dan saya tetap berdoa. Ayah bertanya, "Apa yang ada dalam beg tu?". Telefon genggam dan beg duit selamat dengan saya kerana semasa di R&R tadi saya sibuk pergi membayar makanan dan membeli jeli kelapa sehingga terlupa yang beg tangan masih tertinggal di tempat kami makan. Jadi apa yang masih tinggal di dalam beg itu? "Ah, ada kamera, al-Qur'an tercinta, kompilasi hadis 40, al-ma'thurat, alat tulis (pen yang sangat baaaanyaak, pemadam, marker, liquid paper), minyak angin, penitis mata dan spek hitam saya kalau-kalau mata saya akan bertukar jadi merah bila-bila".

Tiba di R&R kami bergegas ke tempat kami makan. Ke kafe tersebut dan menemui pakcik penjaga kaunter. Oh, Alhamdulillah! Beg saya telah diselamatkan oleh beliau. Sebagai terima kasih, ayah menghadiahkan pakcik itu dengan 1kg cendawan yang nampaknya kami selalu bawa bersama-sama ke mana saja kami pergi. Pakcik yang sangat baik hati dan berbudi. Semoga Allah membalasmu dengan kebaikan juga!

Ok. Itu kisah saya semalam. Tetapi hakikatnya saya sudah terlalu banyak kali menjadi orang yang pelupa buat sekian lama. Geram juga. Masih juga mencari solusinya. Ada juga saya terfikir untuk membuat poket besar-besar seperti doraemon. Jadi semua benda pun akan terlekat terus di badan saya. Tidak tertinggal di mana-mana. Beg saya selalu menjadi mangsa saya tertinggalkannya. Entah kali ke berapa. Dulu semasa di sekolah, saya selalu tertinggalkan beg sekolah di dewan makan selepas sarapan. Mungin kerana terlalu gembira makan yang sedap-sedap saya langsung terlupa akan beg comot saya. Lalu bila di kelas, baru terkial-kial berlari ke dewan makan untuk mengambilnya semula.

Minggu lepas pun saya tertinggal sampel kuih raya untuk di bawa kepada teman-teman. Sedangkan itulah salah satu tujuan utama saya pulang ke rumah. Kasihan ayah, terpaksa membuat U turn di tol yang berhampiran untuk mengambil barang saya semula. huhu..

Marah juga dengan diri sendiri.
Sedar juga akan kelemahan sendiri.
Kalau tak berubah juga..
ish2, tak reti-reti lagi??
uuuh.
maaf lah kepada semua di sana dan di sini.
harapnya mengerti.
saya ni absent minded sedikit. barangkali.
tapi harapnya tidak lagi.
kerana pastinya diri ini perlu diperbaiki.
oh, patutnya usaha sudah dimulai..
kerana seorang muslim itu tidak akan masuk ke lubang yang salah dua kali!

Subhanallah.
Astaghfirullah.

Mohon Allah beri saya jadi manusia yang pengingat dan bukan lagi pelupa. Juga pengingat yang sentiasa melaksanakan tanggungjwabnya bila saja mendapat peringatan dariNya!



Sunday, July 26, 2009

love can be random

The memories


masya Allah. Such creation. to use the 'aql to think!


Allah saved me! Subhanallah.


All in one night. Alhamdulillah


Beyond words


Another journey. n yeah, look at that!


huzaifah. sahabat hebat!

yesterday's princess


my teacher is now a princess =)
mabruk ya ukhti!
semoga selamat melaksanakan tugasan di tangga kedua pula.

25th July 2009

Tuesday, July 21, 2009

good news, you are being tested!



Ujian itu hiburan, hiburan itu sesuatu yang menggembirakan. Ah, masakan sesuatu yang menyakitkan itu bisa menjadi sesuatu yang menggembirakan?

Benar. Diuji itu menyakitkan. Apatah lagi ujian yang ditimpakan itu benar-benar menyakitkan fizikal dan emosi. Menyesakkan jiwa dan mampu membuat nafas terhenti sesekali bila memikirkannya. Ah, masakan ujian itu bisa menjadi satu hiburan? Bisa menggembirakan??

Tapi, tersiratnya daripada ujian yang diberi itu ialah salam kiriman sayang daripada Ilahi. Pastinya. Kerana mereka yang diuji itu adalah calon-calon untuk menjadi buah hati Allah, mahu diberikan kasih sayang istimewa buat mereka. Cuma kita saja yang kadang-kadang hanya melihat sisi negatif saja dari setiap ujian. Sedang sebenarnya di sebalik ujian itulah kasih sayang tak terhingga Tuhan buat sekalian umat.

Kadang-kadang mungkin juga diri merasakan, "Ah, kenapa aku ini diuji lagi dan lagi? Sampai bilakah mahu terus diuji begini??". Aduh, mungkinkah kita terlupa, bahawa kekasih-kekasih Allah itu lebih banyak dan berat lagi ujiannya bila mendapat tempat teristimewa di sisi Tuhan? Tidak pelikkah kenapa nabi-nabi dan para penyampai kebenaran itu tidak dimudahkan saja kehidupan mereka dalam setiap urusan, sehingga tidak perlunya ada ujian yang menyakitkan itu? Jangan silap. Sedangkan kehidupan ini adalah medan ujian. dan ujian juga wujud dalam dua bentuk. Satu yang alhamdulillah kelihatan persis seperti ujian kerana sememangnya sangat menyakitkan dan menyesakkan, sedang ujian yang satu lagi lebih membahayakan kerana berbentuk kesenangan. Rasa senang yang melekakan, kerana terasa persis tidak berada dalam ujian pun. Masya Allah. Jangan perasan ada bahagian dalam hidup ini yang kita boleh berada dalam zon bebas ujian. Kerana rasa senang dan lapang itu juga satu bentuk ujian! Masih ingat kisah monyet??

Sungguh. Ujian itu pasti buat semua yang dikurniai hati nurani. Kerana terciptanya manusia itu untuk diuji.

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun" (Al-Mulk: 2)

(boleh cek lagi. Ada banyak ayat yang menjelaskan bahawa penciptaan manusia adala untuk diuji)

Tapi yang bestnya,

Sabda Rasulullah SAW,
"Seseorang akan diuji menurut kadar agamanya (keimanannya). Apabila kualiti agamanya tinggi, ujiannya akan ditambah"
(HR Ahmad)
"Setiap musibah (bencana) dan hal lainnya yang menimpa setiap Muslim, dengannya Allah akan menghapus semua kesalahannya, seperti pohon yang menggugurkan daun-daunnya."
(HR Bukhari dan Muslim)

dan yang lagi bestnya,
Allah keep reminding us that He will test us and why He did so? Why He tested us? Because He wants to remind us to keep low and not to be arrogant!

"Kami tidak mengutuss seseorang nabi pun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri. Kemudian kami ganti kesusahan itu dengan kesenangan hingga keturunan dan harta mereka bertambah banyak..."
(Al-A'raf: 94-95)

"Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia nescaya berpalinglah ia; dan membelakang dengan sikap yang sombong..."
(Al-Isra': 83)

Malah, jika kita melihat kepada ujian yang diberikan kepada para rasul. Waaahh...sangat banyak yang boleh dipelajari. No wonder there are so many stories about the prophets in the Qur'an! Kisah rasul ini tentunya bukan sekadar halwa telinga semata-mata. Kerana terlalu banyak pengajaran untuk pedoman kita!

Siapa kata Nabi Sulaiman yang dikurniakan serba serbi kehebatan dan kekuasaan itu tidak menghadapi ujian yang sukar? Tanpa sedar, segala kekuasaan dan kelebihan itulah ujian besar buat baginda. Menjadi pemimpin itu bukankah sukar? Apatah lagi mahu memimpin segenap makhluk di langit dan di bumi? Subhanallah.

Cuba lihat pula Nabi Adam. Diuji dengan anaknya yang soleh dibunuh oleh anak kandung yang seorang lagi. Apakah kita sudah melihat di sebalik kisah Habil dan Qabil ini? Atau hanya sekadar tahu isi cerita?

Lihat pula kisah Nabi Ibrahim. Diuji Allah dengan seluruh kaumnya yang mendustakan Allah. Apatah lagi bila ayah kandung sendiri berada dalam kekafiran? Juga Nabi Nuh yang isteri dan anaknya turut kafir. Betapa berat ujian bila saudara dan keluarga sendiri memilih untuk mendustakan Tuhan? Subhanallah. Sedang Nabi Nuh itu benar-benar manusia yang sangat sabar. Menyeru kaumnya selama seribu tahun kurang lima puluh. Malah Nabi Lut yang isterinya sendiri melakukan khianat. Bukankah mereka manusia pilihan, diangkat sebagai insan istimewa sebagai rasul? Malah diuji sebegitu rupa?

Jadi, bagaimana pula dengan kita? Baru diuji sedikit sudah berkeluh kesah. Ah, tidak mahu jadi manusia istimewa kah? Tidak menjadi buah hati Allah kan? Tidak mahu disayangi Allah kah?

Manusia yang diuji itu manusia istimewa. Kerana ujian itu kurnia Allah kepada mereka yang menjadi pilihan-Nya.

Andai diuji, bergembiralah!
Kerana tentunya Allah sedang memilihmu, menjadi manusia istimewa di sisiNya.
Kuatkan hati, tetap teguh pada perintahNya. Kerana pastinya kita tidak mahu gagal dari menjadi manusia yang mahu diberi kasih sayang istimewa itu. Peluang untuk mendapat tiket 'by-pass' khas ke syurga!

"Sungguh menakjubkan tentang orang mukmin itu. Semua perkara baginya adalah kebaikan, dan hal itu tidak berlaku kepada seorang pun kecuali hanya bagi orang yang beriman. Jika mendapat kelapangan, ia bersyukur dan hal itu menjadi kebaikan baginya. Jika ditimpa kesempitan, ia bersabar dan hal itu menjadi kebaikan baginya."


Bacaan best: Belajar Sabar dari manusia pilihan karangan Syaikh Musthafa al-Adawi

AG 2009


Bismillah.

I'm very much pleased to announce THE AKHAWAT GAMES 2009. Prepare your team and lets do the best we can in promoting SPORTS as part of da'wah!! ^__^

Not getting the information yet?
Let your mas'ulah know and ask for the invitation card from us.

that grad talk


(somehow when I reread this, it may sound sarcastic. To start reading, please use a lighter tone. I don't really mean to make it sound sarcastic..huhu)

I went back home and everyone was talking about my upcoming convocation. Ok, I don't really know how should I feel and react at the first place. My elder sister did asked, "Dah ada baju untuk konvo? Dah ada kasut untuk konvo?". uhhh, I don't even know if I have a good reason to actually go for my convocation. Why?

Mmm. I don't really know the purpose of rehearsing, waiting and act some way different just to be on the stage and get 'nothing'? I mean, 'nothing' as is my degree cert won't be presented on that stage anyways. Why do I need to waste those precious time to do something that will just give me nothing (or maybe it's actually a something if I do consider those costly photos of me on the stage with the chancellor, oh!).

Well, somehow we sometimes need to think some way different than the others do. As if to say that I'm trying to be beyond the norm =p Think about it. Sometimes people just don't realise how weird they are, to do things the hard way when they can actually get it the easier way. I don't know why we need to do that ritual of getting on to the stage but not actually getting the real certificate anyways. Ughh...

When my family were busy talking about my graduation thingy, my mom somehow did understand how I feel. She asked me a few times whether I want to go for my convocation or not. Dear mom, how on earth can I have someone so dear as you? You have been such an understanding person since I took my few steps in this path of tarbiyah. You have been such a support and my source of encouragement. I love you, mother. and if it's your wish to watch me on the stage with that old chancellor, it will be my pleasure to make it realized. If seeing me on the stage, holding the 'fake' certificate will make you happy, I would happily do it as to see you happy for me. Having to be on the stage won't be a big problem anyways. It will be just me who usually creates problems. I can be a stage freak some times... and I hope I just won't ruin other people's big day. Though I don't really mind to spoil mine.

Anyways, my convocation would be on Friday. And I'm very much thankful that it will be in the morning. If mine is in the evening at 2.15 pm, don't blame me for not going to that convocation. I don't want to include myself with the mob who quit the Friday prayer. If they dare to do so, I should just invite the Imam to be on stage and remind them!

Ok. Sorry for blabbering.
Next stage. I'm trying to behave.

Wednesday, July 15, 2009

I do

In the silence of night
in the glimpse of light
I've been longing
can't help to keep holding
this tears
and fears
felt like spears
throbbing my heart
tearing them apart
cut after cut.

Oh, God.
I'm guilty
I'm dirty
I'm nothing but filthy
and only to You I come
though I am nothing to some
I have none to ask
but to the love that never last.

Dear God
won't You ever talk to me again?
won't You ever look at me again?
this pain!
this strain!
this hurt I could never refrain!
oh, would it ever end?

I wish to meet You
to run onto You with tears
believing You'll be there to keep away my fears
to be embraced in the beauty of Your love
enchanted by the greatest gift from above
to be calmed in Your abode of peace
and the rejuvenating river You've promised.

I wish to feel Your presence
in every second
and in every essence
of life that present.

I love You God.
I do.


KD
fa-t-eh

Monday, July 13, 2009

When da'wah is such a lovely word..tarbiyah is always wonderful to acccompany it.

The first time I know that da'wah is obligatory for every muslim, I felt like the sky has fallen onto me. I felt so dizzy and hardly breathing as if I was getting a cold fever. I remembered the first time I came to meet these wonderful people, the presenter at the front kindly asked "Siapa kat sini allergik dengan perkataan dakwah?". The knot on my stomach tighten. Of course I won't raise up my hand! I just kept quiet and let the presenter keep on talking.

God always knows better. He showed me through His words. I found more and more verses in the Qur'an that shows the need of da'wah. But I can't deny the word da'wah was such a big word that I hardly let my ownself to use it. I have some very nice stickers with the word da'wah as to inspire me. But I just stick them on the places where no one else care to look but me.

Though having that big word allergy, Alhamdulillah it never stopped me to keep on with Usrah and tarbiyyah. Why do I keep doing so? It is the only way that made me feel so close to the creator. I have to admit that I was not good in feeling fond of people. I wanted usrah and going out for islamic speeches solely to get closer to Him. I have been prolonged in Jahiliyyah for too long and it was such a blessing from Allah to have given me the chance to make a change. It was the biggest things ever happen to me, for me to be awake in the midst of the wonderful of fantasy I have been into all this while.

Having to know the need of da'wah and still trying to get a grip of everything new, I tried to seek the strength from Him. It was hard. Making changes is never that easy as eating ABC. I trampled, I made lots of mistakes but I really have to thank Allah for being always by my side. I have nothing but to please Him for everything He has given me.



...to be cont'd. insya Allah.

Tuesday, July 7, 2009

H1N1

Sekali lagi saya mencemburui virus ini. Betapa dia berjaya menarik perhatian. Asal ada pada Headlines, semua mata seperti terjojol melihatnya. Malah ketakutan terhadap wabak ini lebih ditakuti daripada mati itu sendiri. Ah, H1N1 itu cuma satu bahagian daripada beribu-ribu penyebab kematian. Bagaimana bisa H1N1 itu begitu menggerunkan? Malah kematian itu juga sesuatu yang telah selamat berada dalam takdir Tuhan. Mahu ke mana untuk berlari andainya kematian itu tetap juga akan mengejar kita? Apa yang penting ialah persediaan untuk menghadapi sebuah kematian itu. Ingat, kematian hanya sekali. There's no turning back! Apa yang kamu bekalkan untuk dibawa bersama??

Buat sisters yang telah disahkan positif H1N1, terus tabah dan kumpulkan kekuatan. Tuhan mengajar kita untuk hidup dengan kesabaran. Kerana kejayaan itu buat mereka yang bersabar dengan setiap ujian Tuhan. Malah saya pun masih berusaha dalam menjadi golongan mereka yang diberi kesabaran. Ah, sukarnya! Tapi apakah yang lebih indah daripada menuai hasil dari kesabaran yang sekejap ini. Bertabahlah dan bersabarlah! Janji Tuhan untuk bersama kita. Selama kita teguh memegang janji kepadaNya.

Doa kami terbangkan dari Malaysia.
Semoga kesakitan ini menjadi penyembuh dosa-dosa
dan membawa ganjaran pahala yang tidak terhitung banyaknya.

Sisters... Saya rindu kalian!

Friday, July 3, 2009

diari cuti



Banyak perkara yang berlaku sejak akhir-akhir ni. Ada yang membuatkan saya pening-pening sedikit untuk selesaikan, ada yang sangat mencabar dan ada juga yang sampai tak menang tangan saya dibuatnya. Alhamdulillah, syukur kembali kepada Allah kerana telah membuatkan kehidupan saya sungguh menarik dan penuh warna-warni. Sejak bercuti daripada belajar dan tiada kerja (yang memberi duit) secara tetap banyak juga pengalaman menarik yang saya peroleh. Keputusan penempatan untuk pelajar maktab sudah pun keluar dan jika diizinkan Allah mereka bakal bertugas sebagai arkitek bangsa bermula daripada bulan ini.

Untuk pelajar universiti seperti saya, perlu menunggu sehingga bulan sebelas nampaknya. Wah! Teruja dengan masa yang begitu banyak tetapi melihat peti wang yang semakin surut, kaget juga dibuatnya! Jangan salah sangka yang saya hanya duduk goyang kaki tidak berfikir langsung untuk mengumpul wang. Di awal-awal 'percutian', saya membantu ayah menanam cendawan. Kalau orang lain menganggur, saya pula mencendawan. Heh.

Sebenarnya ayah baru sahaja mencuba-cuba dalam industri pertanian cendawan secara kecil-kecilan. Menariknya, cendawan ini ditanam di dalam rumah kedai yang disewa. Hendak mencari tanah lapang di kawasan perumahan memang susah, tanam dalam pejabat pun ok je. Pengalaman menjadi petani sangatlah menarik. Saya sangat gembira berpagi-pagian ke 'pejabat' dan melihat cendawan tiram kelabu-putih yang gebu-gebu muncul dari mulut bongkah. Sangat gembira memetik mereka, membersihkan dan menyusun cantik-cantik ke dalam plastik untuk dijual. Yang lebih menarik, kami makan lauk cendawan setiap hari! Alhamdulillah =)

Bekerja sebagai petani memang menyeronokkan. Apatah lagi ia membuatkan saya berasa begitu dekat dengan alam. Mengingatkan saya dengan ayat-ayat bagaimana Allah menguruskan segala hal mengenai tumbuhan, membelah bumi dengan belahan yang sebaik-baiknya dan benih kecil tak berdaya itu mampu keluar walau dihempap timbunan tanah yang berganda-ganda beratnya. Subhanallah. Masya Allah!

Saya juga ada memohon pekerjaan lain dengan seorang sahabat. Kerja di sebuah kopitiam ternama milik muslim. Serius, jika ada rezeki boleh mengalahkan Starbucks! Saya mengambil keputusan untuk menghadiri temuduga itu pun ketika mengambil sahabat itu pulang dari kedai tersebut. Sebenarnya saya pernah bercita-cita untuk membuka kedai kopi dan roti semasa kecil-kecil dahulu. Sebelum menjadi pekerja di sana secara rasmi, kami dikehendaki untuk menghadiri sesi training dan kami akan diajar bagaimana menyediakan Cappuccino dan pelbagai hidangan yang sangat menarik! (saya sebenarnya sangat teruja untuk menjalani latihan itu saja kerana mahu belajar bagaimana menghasilkan makanan-makanan menarik. hehe). Ketika temuduga itu, saya telah diingatkan bahawa bila menjadi pekerja nanti saya kena bersedia untuk menghadapi keadaan-keadaan sukar. Bekerja di dalam dapur yang panas selama 8 jam, mungkin dimarahi oleh mandur (?), perlu bekerja dengan sangat pantas ketika peak hour dan perlu memastikan setiap hidangan menepati kualiti servis mereka (setiap hidangan perlu sama rasanya, rupanya dan susunannya). Sangat mencabar! dan saya rasa mungkin ia akan menjadi tarbiyyah besar buat diri saya.

Tetapi setelah berfikir-fikir mengenai masa dan kerja yang mungkin memenatkan saya itu. Juga dengan gaji yang tak berapa menarik itu... saya mula untuk memikirkan jalan yang lain. Esoknya saya terus memberitahu sahabat saya untuk mencuba tuisyen di rumah. Malam itu juga saya menyiapkan iklan flyers untuk dihantar ke rumah-rumah pada pagi esoknya. Subhanallah, bertalu-talu panggilan kami dapat daripada ibu bapa yang rupa-rupanya sangat menanti-nanti khidmat tuisyen seperti ini walaupun servis untuk datang ke rumah lebih tinggi (biasanya RM 25-RM 30 per jam untuk sekolah rendah. Tetapi kami caj RM 20 sahaja dan ada diskaun juga!). Pucuk dicita ulam mendatang! Alhamdulillah. Kini malam-malam kami dipenuhi dengan mengunjungi rumah-rumah yang memerlukan khidmat tuisyen sekiranya tiada sebarang usrah pada malam tersebut. Kadang-kadang tidak menang tangan juga untuk memenuhi semua kehendak ibu bapa. Usrah mungkin mengambil 3 malam manakala hujung minggu dipenuhi dengan acara lainnya. Ada juga khidmat tuisyen yang diminta terpaksa kami tolak baik-baik kerana khuatir tidak dapat memberi fokus kepada mereka. Saya juga perlu mengingatkan diri bahawa kerja baru ini hanyalah satu alat untuk mencapai matlamat saya. Kerja ini nombor 2, dakwah tetap nombor 1. Tidak boleh memberi ruang kepada diri untuk meletak wang sebagai matlamat!

Setakat ini saya mengajar pelajar tahun satu dan tahun 6. Kedua-duanya comel dan baik sekali! Aishi sejak kecil-kecil lagi mahu dibiasakan oleh ibunya untuk rajin belajar manakala Fara yang baru pulang UK sedang berkejaran mahu belajar untuk peperiksaan UPSR. Seronok mengajar mereka dan ibu bapa mereka pun sangat baik hati. Tempoh hari, siap diberi bekal laksa oleh ibu Aishi! Alhamdulillah =)

Bekerja hanyalah satu usaha ke arah mendapatkan rezeki yang telahpun ditetapkan oleh Allah. Jangan biar diri kita menjadi robot kerana mengejar kesenangan,
Jangan biar diri kita menjadi hamba wang dan material.

Tetap teguh.
Hidup ini untuk Allah!


Demi masa, sesungguhnya manusia itu dalam kerugian!!
MASA ITU NYAWA



Thursday, July 2, 2009

perasan


Hari ni saya sangat gembira.
Saya perasan seperti Allah sayangkan saya.
Ah, tak kisah apa orang nak kata.
Sebab saya nak Allah sayangkan saya
dan saya nak sayang Allah juga.

Biarlah,
walau saya terpaksa buat-buat perasan
persangkaan. perasaan. perasan.

Tapi saya tetap rasa
memang Allah sayangkan saya.
Oh, jangan pula tak percaya.
Pagi tadi saya sangat gembira dalam pertemuan denganNya.
Hingga kini saya masih tak mampu lelapkan mata
kerana nikmat hari yang gembira.
Subhanallah.
Alhamdulillah.
Allahu akbar.

Kepada adik-adik tadi saya pesankan
biarlah kita main perasan-perasan
bukan perasan jadi manusia paling baik
tapi perasan Allah sentiasa baik
Oh, Allah itu memang baik.
malah, the ultimate baik.
heh.

Tuhan,
izinkan saya untuk perasan-perasan lagi
mahu bertemu lagi di esok pagi
dan pagi-pagi seterusnya nanti.

Tuhan,
Aku rindu!
Aku mahu perasaan itu
selalu dengan ku.

Wednesday, July 1, 2009

sainbod



Menelusuri jalan raya.
Kanan dan kiri ada saja sainbodnya.
Kadang-kadang di atas juga.
Pasti kelakar jika ada orang yang suka mengambil gambar sainbod untuk suka-suka. Ah, mahu tunjuk skill fotografi kononnya!
Sudut itu dan sudut ini, gambar-gambar sainbod berwarna-warni.
Bukan saya benci seni. Saya juga seorang yang cintakan estetika. Tapi sainbod itu bukan untuk difotograf cuma. Bukan untuk dikagumi cantik seni ukirannya. Kerana sainbod itu ada peranannya, menjadi petunjuk buat kita. Jika asyik melihat dan menkagumi saja tanpa mengerti petunjukknya, masakan sainbod itu jadi berguna. Ah, kacau jiwa dilihatnya. Manusia sibuk mengkaji sainbod. Apakah dibuat dari logam tertentu, ditempa bagaimana cara.. adakah itu yang utama? Sainbod itu pastinya tidak dicipta saja-saja. Sainbod itu penuh makna, dicipta dengan hebatnya bukan bermakna ia tercipta untuk dikaji sebagai suatu ilmu cuma. Ah, sia-sia. Sainbod sehebat itu tidak dimengerti kewujudannya di sana. Apakah akalmu serendah itu? Sainbod itu petunjuk buat mereka yang berfikir. Petunjuk dari Yang Esa buat panduan kita melalui jalan dunia. Bukanlah rupa sainbod itu yang harus dikagumi, tapi pengertian di sebaliknya. Ah, kasihan kau! masih lagi terpaut pada indahnya sainbod atau indahnya foto sainbod yang diambil. kau berbangga dengan pengetahuan tentang kehebatan sainbod tapi kau lupa, sainbod itu ada pencipta.
Apa guna tahu tentang hebatnya sainbod segala, tapi pencipta yang Maha Hebat itu tidak diketahui pula.
Apa guna berbangga dengan pengetahuan tentang sainbod segala sedang Yang Maha Mengetahui kau tak kenali pula?