Monday, November 22, 2010

Bisakah menjadi Rumaisa'?


"Aku tidak menginginkan mahar dan harta kekayaanmu, Abu Thalhah! Yang aku inginkan engkau memeluk Islam dan menyembah Allah satu-satunya Tuhan yang patut di sembah”, kata Ummu Sulaim. “Tetapi saya tidak mengerti siapa yang akan menjadi pembimbingku?” Tanya Abu Thalhah. “Tentu saja pembimbingmu Rasulullah sendiri”, tegas Ummu Sulaim. Maka Abu Thahah pun bergegas pergi menjumpai Rasulullah yang mana pada saat itu tengah duduk bersama para sahabatnya. Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah berseru: ”Abu Thalhah telah datang kepada kalian, dan cahaya Islam tampak pada kedua bola matanya”. Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar terasa mengharukan relung-relung hati Abu Thalhah. Ummu Sulaim hanya mau dinikahi dengan keIslamannya, tanpa sedikitpun tergiur kenikmatan dunia yang ia janjikan.

Rasulullah menggembirakan dengan janji Surga dalam sabdanya: "Aku memasuki surga, aku mendengar jalannya seseorang. Lantas aku bertanya siapakah ini?" penghuni Surga spontan menjawab "ini adalah Rumaisha binti Milhan, ibu Anas bin Malik”.


Membaca kisah Rumaisa' binti Milhan bisa saja membuat hati mana-mana mukminah bergetar.
Betapa dengan tulus Rumaisa' menyatakan satu-satu syaratnya untuk menikah, kerana pada saat itu dia penuh sedar...mungkin saja Allah mentakdirkan dia untuk menarik seseorang keluar daripada lumpur jahiliyah agar bisa dibersihkan dengan kesucian Islam.
Betapa Rumaisa' merasai Islam itulah hidupnya, Islam itulah kekuatannya, Islam itulah nyawanya.
Kerana hanya dengan Islam sahaja bisa menghidupkan seseorang.
Islam yang dirasai dengan sepenuh hati, penuh kefahaman dan penuh kesedaran.
dan hanya itulah Rumaisa' mengharapkan daripada Abu Talhah. Tiada lainnya!

Punyakah lagi dunia dengan Abu Talhah yang mampu meletakkan ego jauh-jauh, memahami sepenuhnya fikrah ini dan bersama-sama berganding bahu dengan Rumaisa' dalam membawa Islam untuk ummah?


No comments: