yang gagah berani
dengan kuda perang yang berlari kencang
sehingga gemercik api dalam setiap hentakan.
Lalu di manakah kau saat ini
adakah seperti perannya sang pahlawan
berdiri megah
cuma buat tatapan
dan tempat bertenggek burung-burung
sebelum melepaskan najis jatuh ke tanah.
Persisnya kau seperti patung batu
yang terampil gagah
tapi tidak punya upaya
membersih najis berselepat di wajah.
Di kala orang ramai melihatmu
berdiri tanpa lelah
duduknya tidak betah
kata-katanya meluncur petah
namun tak siapa tahu
saat itu sebenarnya imanmu di kondisi paling lemah
lalu di situ peranmu
mengemudi diri sendiri
dengan tarbiyah dzatiyah.
Kembalikanlah dirimu kepada Allah
ayuh, pancung segala jahiliyah!
agar kau bisa bernafas tanpa mengah
terus-terusan menginfakkan dirimu untuk dakwah.
Tugu Diponegoro, Monas.
Jakarta.
Disember 2010