Pertama kali saya bertemu dengan kalian, seperti ada sesuatu yang istimewa mengikat kita untuk bersama. Dahulu saya hadir keseorangan tanpa teman, lantas kalian cepat-cepat menghulurkan tangan dan gebar tebal supaya saya tak kesejukan. Dahulu saya hadir seperti makhluk asing dan kalian terima saya tanpa sebarang persoalan. Mengapa kalian melayan dengan begitu baik kucing comot ini? Saya kucing yang dahulunya comot dengan palitan lumpur telah dibersihkan dan dirapi indah berseri. Saya sudah mengerti yang kehidupan saya bukanlah hanya menjadi kucing yang bermain-main dengan fantasinya, bukan juga kucing yang bermimpi dalam realitinya tapi ada tugas besar yang saya perlu pikul untuk membawa dunia ini kembali sejahtera. Tugas ini bukan tugas untuk sesetengah pihak saja, tapi buat semua yang diciptakan oleh Allah dengan penuh keistimewaan.
Mungkin saya jarang berbicara soal ini. Soal kasih, cinta dan pengertian. Saat kita masing-masing sibuk mengecat dunia dengan warna-warna cinta dan menguntum bunga-bunga kasih buat makhluk yang lainnya, mungkin kita semakin terlupa untuk saling mengutus rindu dan sayang buat hati yang perlu sentiasa dibasahi dengan perhatian dan pengertian. Benar kata kakak, semangat sahaja belum cukup untuk menuntun kita berada teguh di jalan ini. Tapi pengertian yang membekas dalam hati sehingga benar-benar mencengkam sanubari.
Along, terima kasih kerana sudi untuk kembali berkenalan di waktu-waktu akhir kamu di sini. Benar, saya sendiri belum cukup kenal Along. Saat kita berkejar-kejaran dan dikejar di Muzium Bru, itu memori indah saya bersama kamu. Along, maaf saya tidak bersama kamu mewarnakan bumimu di sana. Saya tahu kamu sangat berharap untuk saya bertandang ke sana dan saya juga berharap untuk melakukan sesuatu yang bermakna untuk kamu. Adik, maafkan kakakmu ini. Saya senang sekali bila kamu panggil saya 'kakak' ^__^. Kakak kagum dengan semangatmu, teruskan usahamu. Kami di sini bakal mengutusmu dengan doa penuh kasih dan rindu.
Alang, maaf saya bukanlah yang paling bijak untuk mengertimu. Namun saya kagum dengan tingkahmu. Saya senang sekali bila mendengar kamu mengajak teman-teman yang lain bercerita mengenai Tuhan, Rasul dan sahabat. Ramah sekali, saya tak kering gusi melayan kamu berbicara.
Adik yang rajin untuk duduk di sebelah saya saat kita belajar di kelas tarbiyah. Saya senang sekali duduk bersama kamu dan mendengar cerita-cerita dari kamu. Bersama cuba memahami pelajaran hari itu. Adik yang indah bacaan Qur'annya. Adik, siapa lagi yang akan menggantimu untuk duduk di sisiku di kuliah? Siapa lagi yang akan saya cubit-cubit tangannya saat kantuk menerpa?
Anne yang mula saya kenali dengan kamera kecilnya. Adik comel yang bijak mengambil gambar dan membuat video. Kadang-kadang saya rasa bersalah membiarkan kamu terkapai-kapai menyiapkan video yang ada. Maaf, hari itu saya mencubit hidungmu yang comel itu sehingga merah! Hihi..saya sangat suka menyakat kamu. Selepas ini, siapa lagi yang ingin merelakan hidungnya dicubit oleh saya?
Cik Manis yang setia dengan payungnya. Si manis yang sentiasa tersenyum. Aduh, saya tidak mengerti! Tapi saya lihat kamu sebagai seorang yang hebat. Sungguh bersemangat walaupun tidak besar dan tidak kuat (tapi dengan bekerjasama semua jadi mudah). Ah, siapa lagi yang akan senyum kepada saya semanis senyumanmu wahai si adik berwajah manis?
Si semut yang bijak berkata-kata. Petah dan lantang sekali. Saya doakan kamu menempa syahid seperti panggilan kami kepada kamu wahai as-Syaheed!
Cik Wa yang juga sentiasa tersenyum dan tersipu-sipu. Pertama mengenalimu saat memperkenalkan tentang al-Maududi. Saya benar-benar kagum. Kamu berbicara penuh perasaan sekali. Gunakanlah keistimewaanmu untuk menerangi bumi biri-biri dengan cahaya Islam yang indah ini.
Seorang lagi bakal penghuni bumi biri-biri, Si Humairah yang penuh kasih-sayang. Teringat saya mula-mula bertandang ke tempat mu, lekas-lekas kamu persiapkan bilik mu untuk teduhanku. Saat saya mula berjinak dan berkenal-kenalan dengan rumah pertama Fateh, kamu hulurkan dakapan hangat menyambut kedatangan kucing comot ini ke rumah. Terima kasih wahai Humairah! Alirkan kasih mu yang membuak-buak itu ke seluruh ceruk negara biri-biri, agar semua makhluk di sana bakal segar dengan kasih Islam yang kita nikmati bersama.
Adik-adikku, kamu bakal terbang ke destinasi yang lain pula. Bukalah sayapmu selebar-lebarnya. Terbanglah kalian setinggi-tingginya. Warnailah bumi sana dengan warna cinta dan kasih pada Tuhan. Tebarkan semangat kalian sehingga meresap ke sanubari mereka di sana. Tetapkan langkah kalian, biar di mana kita berada..langkah kita tetap sama di jalan ini juga. Moga Allah bersama dalam tiap derap langkah kita. Mohon diberi petunjuknya dalam setiap perancangan dan tindakan kita. Moga hati-hati kita tetap dipegang teguh oleh Zat yang membolak-balikkan hati..untuk terus tsabat dan istiqamah berusaha menuju tangga yang lebih tinggi.
Salam sayang dan rindu,
kakak ^__^